AHY: Saya Menilai Politik Kebencian Dengan Label Yang Menghina Akan Berdampak Negatif Untuk Demokrasi

Tabloid Nasional. Sosok Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyatakan, di media sosial, keterbelahan publik terjadi misalnya karena ada sebutan yang menghina untuk para pendukung masing-masing calon wakil presiden.

Kebencian yang mewujud dengan ejekan cebong dan kampret yang berlangsung sangat liar dinilai sangat merugikan demokrasi di Indonesia.

Menurut Komandan Kogasma Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), hal tersebut adalah sah.

Namun, ia menegaskan, alangkah baiknya dapat memilih diksi atau istilah yang mengedukasi karena demokrasi bangsa Indonesia adalah demokrasi yang beradab.

"Bahayanya, kalau digunakan akan menimbulkan gesekan dan konflik, kasar, dan tidak beretika," katanya terkait perang kebencian di media sosial, dalam video yang diunggah di Kompas TV, Minggu (18/11/2018).

Menurut AHY, jika ingin beradu gagasan, lebih baik fokus pada substansi dibanding gimmick atau istilah yang apabila digunakan masing-masing pendukung dapat menimbulkan polemik, gesekan, hingga konflik.

Sementara itu, akun Dulatip mengunggah sebuah video tentang narasi yang seharusnya bisa diusung Calon Presiden (Capres).

Pengen ada capres seperti ini. Punya narasi dan gagasan yang ngisi.

Terbuka ruang diskursus dalam orasi spt ini.

Andai capres cawapres seperti ini, kita dgn mudah bisa lupain urusan sontoloyo, genderuwo, atau muka Boyolali.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hari Guru Nasional, Guru Meminta Untuk Evaluasi Perjuangan

Bertemu Senator Fachrul Razi Di Mekkah, Habib Rizied: Aceh Harus Mampu Menghindarai Dari Fitnah-fitnah Politik

Sejarah Hari Guru Yang Terjadi Pada Tanggal 25 November, Bersamaan Dengan Hari Lahirnya PGRI